Delapan Dinas Pendidikan di Indonesia Bermitra dengan Perusahaan Teknologi Internasional
HAIMEDIA.ID, Jakarta – Sebanyak delapan Dinas Pendidikan di Indonesia, mulai dari Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kaur, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Muna, Kota Balikpapan, Kota Kendari, dan Kota Samarinda bermitra dengan perusahaan teknologi internasional guna menciptakan akses pendidikan yang modern di era percepatan transformasi digital.
Delapan Dinas Pendidikan itu mengadopsi penggunaan teknologi “Microsoft 365 for education” dalam pengembangan kompentensi digital tenaga pendidik yang telah ditunjuk oleh masing- masing dinas. Langkah itu juga menjadi arena bagi guru dan murid untuk mengikuti sertifikasi kompetensi digital berskala internasional.
“Tidak ada satu sistem pembelajaran yang efektif untuk semua anak. Sebagai pendidik, tugas kami adalah berinovasi, memaksimalkan fleksibilitas dan kemudahan yang dihadirkan teknologi, dalam memaksimalkan pengalaman belajar yang terpersonalisasi bagi para siswa,” kata Pejabat Fungsional Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Joko Setiyono dalam keterangannya sebagai perwakilan dari Dinas Pendidikan yang berkolaborasi dengan Microsoft, Kamis.
Pengadopsian teknologi ini akan menata ulang konsep ruang kelas di masing-masing sekolah menjadi digital, sehingga mendukung digitalisasi sekolah yang merupakan bagian dari program Sekolah Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Melalui program itu, pendidik dapat menulis, menggambar, dan memberikan penekanan pada materi pembelajaran layaknya di papan tulis biasa melalui fitur “Whiteboard”.
Mereka juga akan mampu menganalisis keterlibatan peserta didik di masing-masing mata pelajaran secara lebih komprehensif melalui fitur “Analytics”.
Dengan demikian, pendidik dapat lebih memahami minat dan karakter para peserta didik, untuk membantu mendampingi serta mengarahkan tumbuh kembang mereka.
Sementara dari sisi peserta didik, mereka dapat mengulang atau mengjar materi pembelajaran di waktu produktif mereka sesuai dengan kecepatan belajar masing- masing menggunakan fitur “Recording” dan “Transcript”.
“Kemampuan teknologi membagi peserta didik ke dalam beberapa grup kecil untuk berdiskusi, mengerjakan suatu dokumen secara kolaboratif bersama teman sekelompok, memberikan tugas dengan sistem tagging dan tenggat waktu tertentu, serta mengajukan pertanyaan melalui kolom chat, juga akan mentransformasi seluruh sistem pembelajaran,” kata Joko.
“Sebab, kemampuan ini dapat dimanfaatkan peserta didik untuk memilih sendiri cara belajar yang sesuai bagi mereka,” ujar Joko menambahkan.
Kolaborasi untuk menghadirkan pendidikan modern di tengah era pendidikan digital itu disambut dengan sangat baik Microsoft.
“Melalui kerja sama delapan Dinas Pendidikan dengan Microsoft, saya berharap lebih dari 2.000 sekolah, 40.000 tenaga pengajar, dan 600.000 siswa di Indonesia yang berada dalam naungan delapan Dinas Pendidikan tersebut, akan lebih siap menyambut serta menjalankan tahun ajaran 2021/2022,“ ujar Public Sector Director Microsoft Indonesia Norman Yoshua.
Microsoft juga menyediakan komunitas pengajar “Microsoft Innovative Educator” yang kini diikuti lebih dari 100.000 guru dari 34 provinsi yang aktif mengikuti Training of Trainers (ToT).
Dalam program itu, para guru rutin berbagi keterampilan digital baru yang mereka pelajari kepada satu sama lain, serta pengalaman berinovasi dengan teknologi di kelas digital.
Dalam dua tahun pelaksanaan, sebanyak 125.000 guru di Indonesia berpartisipasi dan memperkuat kesiapan Indonesia dalam melakukan transformasi pendidikan sebagai bekal menuju kemajuan Indonesia di masa depan.
“Adanya dukungan Dinas Pendidikan akan mempercepat transformasi ini. Diawali dengan peningkatan keterampilan sekelompok guru, kini pendidikan di kota, kabupaten, dan provinsi tersebut juga siap bertransformasi,” kata Norman.