Zoomsical: Inovasi Format Pertunjukan Musikal
HAIMEDIA.ID, Bandung – Pada awal tahun 2020, mentari seakan meredupkan pijar. Pandemi membawa kegelapan, tak terkecuali bagi dunia pertunjukan.
Lockdown dan pembatasan fisik membuat mereka yang hidup dari panggung ke
panggung kehilangan mata pencaharian.
Zoomsical gabungan “zoom” dan “musical lahir pada Mei 2020 di Amerika Serikat. Merupakan pertunjukan teatrikal yang menggabungkan dialog, musik, dan lirik. Digarap dengan interaksi fisik seminimal mungkin dan ditayangkan secara daring melalui platform Zoom. Karena masih relatif baru, zoomsical masih terus berkembang dan belum menemukan bentuk ajeg.
Gelombang semangat zoomsical sampai kepada Bandung Philharmonic. Pada tanggal 12-13 Juni 2021, orkestra profesional Bandung ini akan menayangkan zoomsical pertamanya.
Pemain yang terpilih melalui audisi adalah Ainsley Lugiman (Kristal), Amanda Gondowijoyo (Petir Cetera), Anandya Pradipa (Bu Teja), Daniel Radian (Amethyst), Faiha Darmawan (Safir), Mallika Asha (Sitrin), Mikel Adriano (Dungdung), Milena Himawan (Jumanten), Rachel Nathania (Garnet), dan Rifqi Prawira (Pak Teja).
Pemain lainnya sekaligus pelatih vokal “Bianglala adalah Eunike Sylvia (Mamatari) yang berpengalaman bernyanyi bersama Elfa’s Singers.
Bandung Philharmonic mencoba menjadi pembuka jalan dan kemungkinan di Indonesia. Memberi harapan bagi setiap pekerja panggung yang juga rindu berkarya, namun terkendala oleh situasi. Semoga “Bianglala” menjadi pemantik bagi karya-karya lain .
“Bianglala” mengisahkan proses terjadinya pelangi dengan cara imajinatif. Setiap benda langit dipersonifikasikan hingga mempunyai karakter seperti kita, manusia.
“Bianglala” ditutup dengan nyanyian keluarga yang hangat; tidak langsung terhubung dengan kisah petualangan Tim Bianglala, tapi juga tak dapat dipisahkan dari sana.
“Bianglala” adalah naskah asli karya suami-istri Fauzie Wiriadisastra (musik) dan Sundea (cerita). Disutradarai Mario Hasan yang sudah menggarap beberapa pertunjukan musikal antara lain “Sound of Music” (2015) dan “Alice in the Wonderland” (2020).
Musik dalam format strings quartet dimainkan oleh pemain musik profesional Bandung Philharmonic: Ahmad Ramadan (violin 1), Ahmad Fauzi (violin 2), Angga Aditia (viola), dan Novi Purnama (cello).
Hasil penjualan tiket “Bianglala” digunakan untuk mendukung program Tunas Bandung Philharmonic.
Tunas adalah pendidikan musik gratis untuk anak-anak kurang beruntung. Program ini sudah berjalan di beberapa tempat antara lain komunitas pengungsi Hope Learning Center (Bogor) dan Panti Asuhan Kinderdorf (Lembang). Tiket seharga Rp 50.000,00 per device dapat dipesan melalui whatsapp ke 082118065573.