Ini Sejarah Lahirnya Bitcoin, Mata Uang Kripto Bernilai Ratusan Juta Rupiah
HAIMEDIA.ID, Jakarta – Awal tahun ini, Bitcoin jadi bahan perbincangan. Bagaimana tidak, 2021 baru berjalan dua bulan Bitcoin justru sudah mencetak rekor harganya berkali-kali. Meskipun akhirnya selama seminggu terakhir ini, Bitcoin kehabisan tenaga dan kembali merosot harganya.
Bitcoin sendiri menjadi salah satu mata uang kripto paling populer di dunia. Jangan kaget, meski ketenaran Bitcoin baru muncul beberapa tahun ini, namun mata uang kripto yang satu ini sudah dibuat sejak tahun 2009.
Bitcoin ditemukan oleh Satoshi Nakamoto. Dia adalah sosok misterius yang pada tahun 2008 melahirkan Bitcoin, namun dia merilis Bitcoin sebagai perangkat lunak sumber terbuka pada awal tahun 2009.
Bitcoin sendiri jumlah terbatas di seluruh dunia, totalnya hanya ada 21 juta keping. Dalam dunia Bitcoin, ada dua jenis pengguna, yaitu sebagai trader dan miners. Trader adalah orang yang membeli dan menjual Bitcoin, bentuk kegiatannya macam jual aset seperti emas dkk saja.
Sementara miners adalah orang yang menjalankan server Bitcoin dan bertugas memverifikasi transaksi Bitcoin. Kemudian mereka akan mendapatkan imbalan Bitcoin dan alternative coin (altcoin).
Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, bentuknya didasarkan pada blockchain yang berisi buku besar publik dari semua transaksi di jaringan Bitcoin. Jadi meski bentuknya seperti aset, Bitcoin tidak memiliki bentuk fisik.
Awalnya, Bitcoin tak langsung menjadi tenar dan populer seperti sekarang. Minat masyarakat dalam mengoleksi mata uang kripto pun awalnya sangat kecil. Namun seiring waktu, Bitcoin dan mata uang kripto lainnya memperoleh eksposur yang lebih luas di tengah masyarakat.
Tahun-tahun awal 2010-an menjadi titik balik Bitcoin, mata uang kripto ini mulai dilirik, banyak orang mulai menjadi miners untuk mendapatkan kepingan Bitcoin. Transaksi antar trader pun mulai marak dilakukan pada 2012 dan 2013.
Namun, karena barang baru, ketenaran Bitcoin ini juga dipantau pemerintah. Situs perdagangan Bitcoin, Silk Road pernah ditutup pada Oktober 2013. Ditengarai, situs ini memfasilitasi penggunaan Bitcoin untuk transaksi pasar gelap.
Kemudian, dari ujung timur Asia, Mt. Gox juga terjun di bursa perdagangan Bitcoin pada 2014. Awalnya perusahaan asal Jepang ini fokus melakukan perdagangan kartu permainan. Namun mereka mengembangkan usahanya menjadi pasar untuk Bitcoin.
Bitcoin sekarang diperdagangkan di sejumlah bursa independen non-terpusat, seperti Coinbase. Mata uang kripto tersebut juga dapat dibeli dan dijual melalui pialang-pialang.
Transaksi pertama Bitcoin sendiri, terjadi antara Nakamoto sang pendirinya dan pengguna awal Bitcoin pada Januari 2009. Namun, transaksi di dunia nyata pertama kali terjadi pada tahun 2010 ketika miners Bitcoin membeli dua pizza dari Papa John’s di Florida seharga 10.000 Bitcoin.
Masyarakat Indonesia juga tak mau kehilangan momentum, sejak Bitcoin booming, satu per satu orang di Indonesia mulai menjadi miners hingga trading. Saking diminatinya, harga Bitcoin pun melambung, dari awalnya jutaan rupiah menjadi ratusan juta rupiah.
CEO Indodax Indonesia Oscar Darmawan mengatakan di awal Bitcoin masuk Indonesia harganya cuma Rp 3 juta per keping. Kini per kepingnya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
“Dulu, waktu pertama kali kita jual, harga Bitcoin masih berkisar di bawah Rp 3 juta per satu Bitcoin. Bitcoin ini bisa juga dijual 0 koma sekian, jadi dari dulu orang bisa transaksi Rp 50 ribu juga. Sekarang harganya sekitar Rp 270 juta (Desember)” jelas Oscar dalam Podcats Tolak Miskin detikcom.
Sebagai informasi harga Bitcoin sendiri memang sedang meroket beberapa waktu lalu. Berkali-kali harganya mencetak rekor sepanjang masa, paling tinggi Bitcoin menyentuh harga Rp 800 juta per keping.
Namun, kini harganya baru saja mengalami kemerosotan ke level Rp 600 jutaan. Kekhawatiran investor akan pengetatan regulasi keuangan soal penggunaan Bitcoin ini jadi pemicunya.
Sumber: detik